Kebanyakan orangtua memiliki
intuisi kuat bahwa ketabahan dapat ditingkatkan dengan melakukan kegiatan
ekstrakurikuler terstruktur. Kegiatan ini memiliki dua ciri penting yang
sulit ditiru dalam lingkup berbeda. Pertama, ada orang dewasa yang mengawasi—idealnya
orang dewasa yang mendukung dan menuntut—yang bukan orangtua dari anak-anak
itu. Kedua, kegiatan ini dirancang untuk memupuk minat, latihan, tujuan, dan
harapan. Sanggar balet, ruang pertunjukkan, ruang latihan bela diri,
lapangan bola—inilah lapangan bermain untuk ketabahan.
—
Bukti tentang kegiatan ekstrakurikuler tidaklah lengkap. Tidak ada
orangtua yang bersedia menyuruh anak-anak mereka melakukan (atau tidak melakukan)
sesuatu berdasarkan lemparan koin, dan alasan etika, tidak ada yang bisa
memaksa anak untuk tetap mengikuti (atau tidak mengikuti) kegiatan.
Yang lebih baik adalah begitu
anak kalian sudah cukup umur, kalian mencari sesuatu yang mungkin mereka sukai
di luar kelas dan mendaftarkan mereka. Setiap momen dalam kehidupan seorang
anak tidak harus direncanakan secara tertulis. Namun, anak-anak akan berkembang
bila mereka menghabiskan sekurangnya sebagian dari waktu mereka melakukan
hal-hal sulit yang mereka minati.
Sekolah itu sulit, tapi bagi banyak anak, sekolah tidaklah menarik. Mengirim SMS/WA ke teman adalah menarik, tapi tidak sulit. Namun balet/sepak bola? Keduanya sulit dan menarik.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak
yang lebih terlibat dalam ekstrakurikuler berprestasi lebih baik berdasarkan
hampir semua ukuran yang berlaku umum—mereka mendapatkan nilai yang lebih
baik, mempunyai harga diri, kecil kemungkinannya untuk menimbulkan masalah, dan
sebagiannya. Beberapa studi ini berjangka panjang yang tiba pada kesimpulan
yang sama: partisipasi yang lebih banyak dalam berbagai kegiatan akan memprediksi
hasil yang lebih baik.
Penelitian yang sama
mengindikasikan bahwa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler secara berlebih cukup
langka. Pada saat ini, kebanyakan remaja menghabiskan waktu lebih dari tiga jam
untuk menonton TV/Youtube dan bermain game. Waktu tersisa mereka digunakan
untuk hal-hal kurang berguna seperti membuka media sosial dan melihat video
kucing 🤣🤣—sehingga sulit untuk berkilah bahwa mereka tidak bisa
menyisakan waktu untuk kegiatan ekstrakurikuler yang terstruktur, berfokus pada
keterampilan, dan di bawah bimbingan orang dewasa.
Bila ketabahan adalah kemampuan
untuk bertahan dengan sebuah cita-cita dalam jangka panjang, dan bila kegiatan
ekstrakurikuler adalah cara untuk melatih ketabahan, masuk akal jika kegiatan
ekstrakurikuler sangat bermanfaat jika kita melakukannya selama lebih dari satu
tahun.
Kegiatan khusus yang diikuti mahasiswa
saat SMA tidaklah penting. Kuncinya adalah bahwa mahasiswa mendaftarkan diri
untuk suatu kegiatan, mendaftarkan diri lagi setahun kemudian, dan selama masa
itu mengalami semacam kemajuan.
Menindaklanjuti komitmen saat
kita tumbuh dewasa membutuhkan ketabahan, dan pada waktu yang sama,
mengembangkannya. Proses kunci dalam perkembangan kepribadian yang saling “memanggil”.
Prinsip saling responsif menyiratkan bahwa sifat-sifat menyetir kita ke situasi
hidup tertentu adalah sifat yang sama yang didorong, dipertegas, dan diperkuat
oleh situasi tersebut. Dalam relasi ini, terdapat kemungkinan adanya lingkaran
kebaikan dan lingkaran setan.
Tindak lanjut ekstrakurikuler
mungkin hanya sinyal ketabahan, dan bukan sesuatu yang akan mengembangkannya. Tapi,
kegiatan bukan sekadar sinyal. Intuisi adalah bahwa menindaklanjuti hal-hal
sulit mengajari orang muda pelajaran dahsyat yang bisa dialihkan.
“Anda belajar dari orang lain, Anda semakin mengetahui, melalui pengalaman, apa prioritas Anda, Anda mengembangkan karakter.” -Bill Fitzsimmons
Dalam beberapa kasus, siswa
mengikuti kegiatan karena orang lain, mungkin orangtua, mungkin pembimbing,
menyarankannya. Namun, yang sering terjadi adalah pengalaman ini sebenarnya
transformatif, dan para siswa sebenarnya belajar sesuatu yang sangat penting,
lalu mereka bergabung dan berkontribusi untuk kegiatan ini dengan cara yang
tidak pernah terbayang oleh orangtua mereka dan pembimbing mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar