moving

PENGEMBANGAN DIRI / CHARACTER BUILDING / SELF IMPROVEMENT

GRIT #11 Lapangan Bermain untuk Ketabahan



     Kebanyakan orangtua memiliki intuisi kuat bahwa ketabahan dapat ditingkatkan dengan melakukan kegiatan ekstrakurikuler terstruktur. Kegiatan ini memiliki dua ciri penting yang sulit ditiru dalam lingkup berbeda. Pertama, ada orang dewasa yang mengawasi—idealnya orang dewasa yang mendukung dan menuntut—yang bukan orangtua dari anak-anak itu. Kedua, kegiatan ini dirancang untuk memupuk minat, latihan, tujuan, dan harapan. Sanggar balet, ruang pertunjukkan, ruang latihan bela diri, lapangan bola—inilah lapangan bermain untuk ketabahan.


     Bukti tentang kegiatan ekstrakurikuler tidaklah lengkap. Tidak ada orangtua yang bersedia menyuruh anak-anak mereka melakukan (atau tidak melakukan) sesuatu berdasarkan lemparan koin, dan alasan etika, tidak ada yang bisa memaksa anak untuk tetap mengikuti (atau tidak mengikuti) kegiatan.
     Yang lebih baik adalah begitu anak kalian sudah cukup umur, kalian mencari sesuatu yang mungkin mereka sukai di luar kelas dan mendaftarkan mereka. Setiap momen dalam kehidupan seorang anak tidak harus direncanakan secara tertulis. Namun, anak-anak akan berkembang bila mereka menghabiskan sekurangnya sebagian dari waktu mereka melakukan hal-hal sulit yang mereka minati.
Sekolah itu sulit, tapi bagi banyak anak, sekolah tidaklah menarik. Mengirim SMS/WA ke teman adalah menarik, tapi tidak sulit. Namun balet/sepak bola? Keduanya sulit dan menarik.
     Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih terlibat dalam ekstrakurikuler berprestasi lebih baik berdasarkan hampir semua ukuran yang berlaku umum—mereka mendapatkan nilai yang lebih baik, mempunyai harga diri, kecil kemungkinannya untuk menimbulkan masalah, dan sebagiannya. Beberapa studi ini berjangka panjang yang tiba pada kesimpulan yang sama: partisipasi yang lebih banyak dalam berbagai kegiatan akan memprediksi hasil yang lebih baik.
     Penelitian yang sama mengindikasikan bahwa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler secara berlebih cukup langka. Pada saat ini, kebanyakan remaja menghabiskan waktu lebih dari tiga jam untuk menonton TV/Youtube dan bermain game. Waktu tersisa mereka digunakan untuk hal-hal kurang berguna seperti membuka media sosial dan melihat video kucing 🤣🤣—sehingga sulit untuk berkilah bahwa mereka tidak bisa menyisakan waktu untuk kegiatan ekstrakurikuler yang terstruktur, berfokus pada keterampilan, dan di bawah bimbingan orang dewasa.
     Bila ketabahan adalah kemampuan untuk bertahan dengan sebuah cita-cita dalam jangka panjang, dan bila kegiatan ekstrakurikuler adalah cara untuk melatih ketabahan, masuk akal jika kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat jika kita melakukannya selama lebih dari satu tahun.
     Kegiatan khusus yang diikuti mahasiswa saat SMA tidaklah penting. Kuncinya adalah bahwa mahasiswa mendaftarkan diri untuk suatu kegiatan, mendaftarkan diri lagi setahun kemudian, dan selama masa itu mengalami semacam kemajuan.
     Menindaklanjuti komitmen saat kita tumbuh dewasa membutuhkan ketabahan, dan pada waktu yang sama, mengembangkannya. Proses kunci dalam perkembangan kepribadian yang saling “memanggil”. Prinsip saling responsif menyiratkan bahwa sifat-sifat menyetir kita ke situasi hidup tertentu adalah sifat yang sama yang didorong, dipertegas, dan diperkuat oleh situasi tersebut. Dalam relasi ini, terdapat kemungkinan adanya lingkaran kebaikan dan lingkaran setan.
     Tindak lanjut ekstrakurikuler mungkin hanya sinyal ketabahan, dan bukan sesuatu yang akan mengembangkannya. Tapi, kegiatan bukan sekadar sinyal. Intuisi adalah bahwa menindaklanjuti hal-hal sulit mengajari orang muda pelajaran dahsyat yang bisa dialihkan.
“Anda belajar dari orang lain, Anda semakin mengetahui, melalui pengalaman, apa prioritas Anda, Anda mengembangkan karakter.” -Bill Fitzsimmons
     Dalam beberapa kasus, siswa mengikuti kegiatan karena orang lain, mungkin orangtua, mungkin pembimbing, menyarankannya. Namun, yang sering terjadi adalah pengalaman ini sebenarnya transformatif, dan para siswa sebenarnya belajar sesuatu yang sangat penting, lalu mereka bergabung dan berkontribusi untuk kegiatan ini dengan cara yang tidak pernah terbayang oleh orangtua mereka dan pembimbing mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar