moving

PENGEMBANGAN DIRI / CHARACTER BUILDING / SELF IMPROVEMENT

GRIT #9 Harapan



     Apa yang dimaksud dengan harapan?
     Salah satu jenis harapan adalah ekspektasi bahwa hari esok akan lebih baik daripada hari ini. Hal ini datang tanpa beban tanggung jawab. Semesta bertanggung jawab untuk membuat segala sesuatu semakin baik.
     Ketabahan bergantung pada jenis harapan yang berbeda. Harapan bertumpu pada ekspektasi bahwa upaya kita dapat memperbaiki masa depan kita. Harapan yang dimiliki orang tabah tidak ada hubungannya dengan nasib baik dan sangat berhubungan dengan tekad untuk bangkit kembali.


     Bukan penderitaan yang menyebabkan ketidakberdayaan, melainkan penderitaan yang kalian pikir tidak bisa dikendalikan. Tidak banyak psikolog yang mempertimbangkan kemungkinan bahwa manusia memiliki pikiran yang memengaruhi perilaku mereka. Sebaliknya, kearifan yang berlaku saat itu adalah bahwa semua hewan hidup semata merespons hukuman dan hadiah secara mekanis.
     Bila kalian seorang pesimis, mungkin kalian berkata, “saya mengacaukan segalanya”. Atau “saya seorang pecundang”. Semua penjelasan ini bersifat permanen; tidak banyak hal yang dapat kalian lakukan untuk mengubahnya. Penjelasan ini juga menjalar; yang kemungkinan memengaruhi banyak situasi hidup. Penjelasan yang permanen dan menjalar terhadap kesulitan akan mengubah komplikasi kecil menjadi malapetaka besar. Penjelasan ini menyebabkan keputusan untuk menyerah tampak logis.
     Bila kalian seorang yang optimis, kalian mungkin berkata, “saya salah mengelola waktu saya”. Atau “saya tidak bekerja secara efisien karena pikiran saya teralih.” Semua penjelasan ini bersifat sementara dan khusus; kalian termotivasi untuk mulai menyingkirkan penjelasan yang bermasalah ini karena dapat diperbaiki.
     Lantas bagaimana pandangan cara teladan ketabahan tentang kemunduran? Secara telak, mereka menjelaskan sebuah peristiwa secara optimis.


     Kegagalan terdahulu adalah akar penyebab dari ketidakberdayaan, program sukses saja akan meningkatkan motivasi. Bila dilain pihak, masalah sebenarnya adalah bagaimana orang-orang menafsirkan kegagalan mereka, program pelatihan ulang karakter akan lebih efektif.
     Pola pikir bisa membuat perbedaan dalam semua wilayah kehidupan sebagaimana optimisme. Pola pikir berasal dari sejarah kesuksesan dan kegagalan pribadi dan bagaimana orang-orang di sekitar kalian, khususnya yang memiliki wewenang, merespons hasilnya.
     Sehangat apa pun kalian menyambut gagasan tentang pola pikir pertumbuhan, kalian biasanya akan terbelenggu oleh pola pikir tetap. Kita menginginkan refleks spontan yang tenang dan membesarkan hati. Kita menginginkan sikap “baiklah, apa pelajaran yang bisa kita petik di sini?” terhadap kesalahan.
     Namun, kita adalah manusia. Di luar kehendak kita, kita sering menjadi frustrasi. Kita memperlihatkan ketidaksabaran. Kita membiarkan keraguan sekejap mengalihkan perhatian kita dari tugas yang lebih penting, yaitu apa yang dapat orang lain lakukan selanjutnya untuk bertambah baik.
     Kenyataannya, kebanyakan orang memiliki pola pikir pesimistis tetap dalam batin mereka, persis di samping pola pikir pertumbuhan optimistis dalam batin mereka, penting untuk menyadari ini karena kita mudah membuat kesalahan seperti mengubah apa yang kita katakan tanpa mengubah bahasa tubuh , ekspresi, dan perilaku kita.
     Mengadopsi perspektif tabah meliputi kesadaran bahwa orang menjadi semakin mahir dalam melakukan berbagai hal—mereka tumbuh.
     Ada banyak pasang surut, tapi pola pikir pertumbuhan semakin teguh. Kalian tidak boleh menyerah dan harus tetap bertahan, karena segala sesuatu akhirnya berakhir sesuai harapan, kita memetik pelajaran yang jangan sampai dilupakan. Pelajarannya adalah bila kita mengalami kemunduran dan kegagalan, kalian tidak boleh memberi reaksi berlebihan. Kalian perlu melangkah mundur, menganalisisnya,  dan belajar darinya. Namun, kalian juga harus tetap optimis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar