Apa yang dimaksud dengan harapan?
Salah satu jenis harapan adalah
ekspektasi bahwa hari esok akan lebih baik daripada hari ini. Hal ini datang
tanpa beban tanggung jawab. Semesta bertanggung jawab untuk membuat segala
sesuatu semakin baik.
Ketabahan bergantung pada
jenis harapan yang berbeda. Harapan bertumpu pada ekspektasi bahwa upaya
kita dapat memperbaiki masa depan kita. Harapan yang dimiliki orang tabah tidak
ada hubungannya dengan nasib baik dan sangat berhubungan dengan tekad untuk
bangkit kembali.
—
Bukan penderitaan yang
menyebabkan ketidakberdayaan, melainkan penderitaan yang kalian pikir tidak
bisa dikendalikan. Tidak banyak psikolog yang mempertimbangkan kemungkinan
bahwa manusia memiliki pikiran yang memengaruhi perilaku mereka. Sebaliknya,
kearifan yang berlaku saat itu adalah bahwa semua hewan hidup semata merespons
hukuman dan hadiah secara mekanis.
Bila kalian seorang pesimis,
mungkin kalian berkata, “saya mengacaukan segalanya”. Atau “saya seorang pecundang”.
Semua penjelasan ini bersifat permanen; tidak banyak hal yang dapat kalian
lakukan untuk mengubahnya. Penjelasan ini juga menjalar; yang kemungkinan
memengaruhi banyak situasi hidup. Penjelasan yang permanen dan menjalar terhadap
kesulitan akan mengubah komplikasi kecil menjadi malapetaka besar. Penjelasan ini
menyebabkan keputusan untuk menyerah tampak logis.
Bila kalian seorang yang
optimis, kalian mungkin berkata, “saya salah mengelola waktu saya”. Atau “saya
tidak bekerja secara efisien karena pikiran saya teralih.” Semua penjelasan ini
bersifat sementara dan khusus; kalian termotivasi untuk mulai menyingkirkan
penjelasan yang bermasalah ini karena dapat diperbaiki.
Lantas bagaimana pandangan cara
teladan ketabahan tentang kemunduran? Secara telak, mereka menjelaskan sebuah
peristiwa secara optimis.
—
Kegagalan terdahulu adalah akar
penyebab dari ketidakberdayaan, program sukses saja akan meningkatkan motivasi.
Bila dilain pihak, masalah sebenarnya adalah bagaimana orang-orang menafsirkan
kegagalan mereka, program pelatihan ulang karakter akan lebih efektif.
Pola pikir bisa membuat
perbedaan dalam semua wilayah kehidupan sebagaimana optimisme. Pola pikir berasal
dari sejarah kesuksesan dan kegagalan pribadi dan bagaimana orang-orang di
sekitar kalian, khususnya yang memiliki wewenang, merespons hasilnya.
Sehangat apa pun kalian
menyambut gagasan tentang pola pikir pertumbuhan, kalian biasanya akan
terbelenggu oleh pola pikir tetap. Kita menginginkan refleks spontan yang tenang
dan membesarkan hati. Kita menginginkan sikap “baiklah, apa pelajaran yang bisa
kita petik di sini?” terhadap kesalahan.
Namun, kita adalah manusia. Di luar
kehendak kita, kita sering menjadi frustrasi. Kita memperlihatkan
ketidaksabaran. Kita membiarkan keraguan sekejap mengalihkan perhatian kita
dari tugas yang lebih penting, yaitu apa yang dapat orang lain lakukan
selanjutnya untuk bertambah baik.
Kenyataannya, kebanyakan orang
memiliki pola pikir pesimistis tetap dalam batin mereka, persis di samping pola
pikir pertumbuhan optimistis dalam batin mereka, penting untuk menyadari ini
karena kita mudah membuat kesalahan seperti mengubah apa yang kita katakan
tanpa mengubah bahasa tubuh , ekspresi, dan perilaku kita.
Mengadopsi perspektif tabah
meliputi kesadaran bahwa orang menjadi semakin mahir dalam melakukan berbagai
hal—mereka tumbuh.
Ada banyak pasang surut, tapi pola
pikir pertumbuhan semakin teguh. Kalian tidak boleh menyerah dan harus tetap
bertahan, karena segala sesuatu akhirnya berakhir sesuai harapan, kita memetik
pelajaran yang jangan sampai dilupakan. Pelajarannya adalah bila kita mengalami
kemunduran dan kegagalan, kalian tidak boleh memberi reaksi berlebihan. Kalian perlu
melangkah mundur, menganalisisnya, dan
belajar darinya. Namun, kalian juga harus tetap optimis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar