moving

PENGEMBANGAN DIRI / CHARACTER BUILDING / SELF IMPROVEMENT

GRIT #8 Tujuan



     Minat adalah satu sumber hasrat. Tujuan—niat untuk berkontribusi pada kesejahteraan orang lain—adalah sumber lain. Hasrat matang dari orang-orang tabah tergantung pada kedua hal ini.
     Bagi beberapa orang, tujuan adalah yang pertama. Namun, kebanyakan orang terlebih dulu menjadi tertarik pada hal-hal yang mereka sukai dan setelah itu memahami manfaat dari minat pribadi mereka bagi orang lain. Dengan kata lain, urutan yang lazim adalah memulai dengan minat yang relatif berorientasi kepada diri pribadi, lalu belajar latihan disiplin diri, dan terakhir, memadukan pekerjaan itu dengan tujuan yang berpusat pada orang lain.


     Ide tentang tujuan adalah ide bahwa apa yang kita lakukan penting untuk orang-orang selain diri sendiri. Teladan ketabahan lain, memiliki cita-cita level puncak dengan tujuan kurang jelas. Bagi Antonio Galloni, dalam “kosakata ketabahan” arti tujuan adalah “niat untuk berkontribusi pada kesejahteraan orang lain”.
     Tujuan mungkin penting, tapi seberapa penting, secara relatif terhadap prioritas lain? Tampaknya, fokus kuat terhadap suatu cita-cita level puncak pada kenyataannya bisa dianggap sebagai hal yang bersifat mengutamakan kepentingan diri dan tidak mengutamakan kepentingan orang lain.
     Kedua pendekatan pada kebahagiaan ini memiliki akar evolusioner yang sangat dalam.
     Di satu pihak, manusia mencari kesenangan karena pada umumnya, hal-hal yang mendatangkan kesenangan adalah hal-hal yang meningkatkan kesempatan kita untuk bertahan hidup. Sampai batas tertentu, kita semua, menurut Freud, digerakkan oleh “prinsip kesenangan”.
     Di lain pihak, manusia berkembang untuk mencari makna dan tujuan. Nyatanya, kita adalah makhluk sosial. Karena dorongan untuk berhubungan dengan dan melayani orang lain juga mendorong kelangsungan hidup. Orang-orang yang bekerja sama lebih besar kemungkinannya untuk bertahan hidup daripada penyendiri. Keinginan menjalin hubungan adalah kebutuhan dasar manusia, sebagaimana juga nafsu kita akan kesenangan.
     Sampai batas tertentu, kita semua terpatri untuk mengejar kabahagiaan hedonic (pengalaman diri yang positif dan serentak) dan eudaimonic (selaras dengan kebaikan suara hati seseorang). Namun, bobot relatif yang kita berikan pada kedua jenis kehendak ini bisa bervariasi. Beberapa dari kita lebih peduli pada tujuan melebihi kepedulian kita pada kesenangan, dan sebaliknya.
     Kebanyakan orang tabah melihat tujuan akhir mereka sebagai hal yang terhubung secara mendalam dengan dunia di luar diri mereka sendiri. Bagi kebanyakan orang, tujuan adalah sumber motivasi yang sangat dahsyat. Mungkin ada pengecualian, tapi langkanya pengecualian ini membuktikan kebenaran peraturannya.


     Sebagian orang, menurut teori, dapat menjadi pembenci manusia, teladan ketabahan sesat. Joseph Stalin dan Adolf Hitler, misalnya, pasti orang yang tabah. Itu karena mungkin saja ada banyak penjahat yang tabah di dunia, tapi penelitian menyiratkan bahwa ada lebih banyak pahlawan yang tabah.


     Tidak ada salahnya jika tidak memiliki ambisi profesional selain mencari nafkah dengan jujur. Namun kebanyakan orang mendambakan lebih banyak hal. Ini adalah kesimpulan dari Studs Terkel. Sebagian kecil pekerja merasa putus asa karena menghabiskan sebagian besar waktu melakukan hal-hal yang tak mempunyai tujuan.
     Masalah yang terjadi bukanlah karena beberapa pekerjaan adalah profesi dan yang lain adalah karier serta panggilan. Sebaliknya, yang terpenting adalah apakah orang yang melakukan pekerjaan itu percaya bahwa apa yang telah mereka mulai adalah sekadar harus dilakukan, atau sesuatu yang akan berujung pada kesuksesan pribadi lebih jauh, atau pekerjaan yang menghubungkan individu dengan sesuatu yang jauh lebih besar daripada individu itu. Bagaimana kalian melihat pekerjaan kalian lebih penting daripada jabatan kalian.


     Sungguh, konsep tentang ketabahan dan tujuan mungkin, pada prinsipnya tampak berkonflik. Kebanyakan orang berpikir motivasi yang berorientasi diri dan berorientasi orang lain adalah dua hal yang berbeda. namun, fakta menunjukkan bahwa keduanya tidak saling bergantung. Kalian bisa tidak memilik keduanya atau memiliki keduanya. Dengan kata lain, kalian bisa mempunyai keinginan untuk menjadi orang top dan pada saat yang bersamaan, terdorong untuk membantu orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar