Pengalaman-pengalaman menawarkan
pelajaran mengenai kekuatan kebiasaan sosial—perilaku-perilaku yang terjadi,
tanpa dipikir, pada lusinan atau ratusan atau ribuan orang yang sering kali
sulit dilihat saat muncul, namun mengandung kekuatan yang bisa mengubah dunia.
Kebiasaan-kebiasaan sosial
adalah yang mengisi jalanan dengan pemrotes yang mungkin tidak saling kenal,
yang turun karena alasan berbeda-beda, namun semuanya bergerak ke arah yang
sama. Kebiasaan-kebiasaan sosial adalah mengapa sejumlah inisiatif menjadi
pergerakan yang mengubah dunia, sementara yang lainnya gagal berkobar. Dan alasan
mengapa kebiasaan sosial memiliki pengaruh sedemikian besar adalah karena akar
banyak pergerakan merupakan proses tiga bagian yang menurut para ahli sejarah
dan ahli sosiologi muncul berulang-ulang.
Pergerakan bermula karena
kebiasaan sosial pertemanan dan ikatan yang kuat di antara kenalan-kenalan
dekat. Pergerakan tumbuh karena Kebiasaan-kebiasaan komunitas, dan
ikatan-ikatan lemah yang menyatukan lingkungan tetangga dan klan. Dan pergerakan
bertahan karena pemimpin-pemimpin suatu pergerakan memberi para peserta
kebiasaan-kebiasaan baru yang menciptakan rasa identitas yang segar dan rasa
kepemilikan.
Biasanya, baru ketika ketiga
bagian proses ini terpenuhilah suatu pergerakan bisa terdorong secara mandiri
dan mencapai massa kritis. Ada resep-resep lain agar perubahan sosial berhasil
dan ratusan rincian yang berbeda pada zaman dan pergelutan.
Menurut para ahli sosiologi,
sebagian besar kita punya teman yang mirip kita. Mungkin kita punya beberapa
kenalan dekat yang lebih kaya, beberapa lebih miskin, dan beberapa dari ras
yang berbeda—namun, secara keseluruhan, hubungan-hubungan terdalam kita cenderung
dengan orang yang terlihat seperti kita, memiliki pendapatan yang kira-kira
sama besar, dan berasal dari latar belakang yang sama. Hal yang kontras dengan
hal itu, oleh para sosiolog, disebut dengan ikatan-ikatan kuat (strong ties)—hubungan
langsung.
Selain ikatan-ikatan kuat, ada
juga yang disebut dengan ikatan-ikatan lemah (weak ties), yaitu hubungan
dengan orang-orang yang kita kenal selintas—seperti temannya teman—orang-orang
yang bukan asing tapi juga bukan teman dekat.
Individu-individu dengan sedikit
ikatan lemah tak akan memperoleh informasi dari bagian-bagian jauh sistem
sosial dan akan terbatas kepada berita-berita dekat dan pandangan-pandangan
teman-teman karib mereka. Kekurangan ini tak hanya akan mengisolasi mereka dari
gagasan-gagasan dan tren-tren terbaru namun juga dapat menempatkan mereka dalam
posisi tak menguntungkan di pasar tenaga kerja, di mana kemajuan bisa jadi bergantung
kepada mengetahui mengenai lowongan pekerjaan yang sesuai pada waktu yang
tepat.
Terlebih lagi, individu seperti
itu mungkin sulit diorganisasi atau diintegrasikan ke dalam gerakan politik apa
pun. Sementara anggota-anggota satu atau dua kelompok eksklusif mungkin bisa
secara efisien direkrut, masalahnya adalah, tanpa ikatan lemah, momentum apa
pun yang dimunculkan dengan cara ini tidak menyebar di luar kelompok tersebut. Sebagai
akibatnya, sebagian besar populasi tak akan tersentuh.
Kekuatan ikatan lemah membantu
menjelaskan bagaimana satu protes bisa berkembang dari sekelompok teman menjadi
pergerakan sosial luas. Sulit untuk meyakinkan ribuan orang untuk mengejar
tujuan yang sama—terutama ketika upaya itu membuat mereka harus menjalani kesusahan.
Ada sebuah alat yang sering digunakan para aktivis untuk menggalang protes,
bahkan ketika sekelompok orang tidak betul-betul ingin berperan serta. Alat itu
adalah perasaan kewajiban yang ditekankan lingkungan tetangga atau komunitas
atas diri mereka sendiri.
Dengan kata lain, tekanan
kelompok (peer pressure). Tekanan kelompok—dan kebiasaan-kebiasaan
sosial yang mendorong orang untuk mengikuti apa yang diharapkan dalam kelompok.—sulit
untuk dijabarkan. Kebiasaan-kebiasaan sosial itu bukanlah satu pola konsisten
seperti lusinan kebiasaan individual yang pada akhirnya menyebabkan setiap
orang bergerak ke arah yang sama. Tapi Kebiasaan-kebiasaan tekanan kelompok
memiliki satu kesamaan. Sering kali penyebarannya adalah melalui ikatan-ikatan
lemah dan kelompok memperoleh kewenangan melalui harapan bersama.
Tekanan kelompok itu saja tidak
cukup untuk mempertahankan pergerakan. Namun, ketika ikatan-ikatan kuat
pertemanan dan ikatan-ikatan lemah tekanan kelompok bergabung, semuanya pun
menciptakan momentum yang mengagumkan. Barulah perubahan sosial meluas bisa
bermula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar