moving

PENGEMBANGAN DIRI / CHARACTER BUILDING / SELF IMPROVEMENT

The Power of Habit #8 GEREJA SADDLEBACK DAN BOIKOT BIS MONTGOMERY; Bagaimana Pergerakan Terjadi



     Pengalaman-pengalaman menawarkan pelajaran mengenai kekuatan kebiasaan sosial—perilaku-perilaku yang terjadi, tanpa dipikir, pada lusinan atau ratusan atau ribuan orang yang sering kali sulit dilihat saat muncul, namun mengandung kekuatan yang bisa mengubah dunia.
     Kebiasaan-kebiasaan sosial adalah yang mengisi jalanan dengan pemrotes yang mungkin tidak saling kenal, yang turun karena alasan berbeda-beda, namun semuanya bergerak ke arah yang sama. Kebiasaan-kebiasaan sosial adalah mengapa sejumlah inisiatif menjadi pergerakan yang mengubah dunia, sementara yang lainnya gagal berkobar. Dan alasan mengapa kebiasaan sosial memiliki pengaruh sedemikian besar adalah karena akar banyak pergerakan merupakan proses tiga bagian yang menurut para ahli sejarah dan ahli sosiologi muncul berulang-ulang.
     Pergerakan bermula karena kebiasaan sosial pertemanan dan ikatan yang kuat di antara kenalan-kenalan dekat. Pergerakan tumbuh karena Kebiasaan-kebiasaan komunitas, dan ikatan-ikatan lemah yang menyatukan lingkungan tetangga dan klan. Dan pergerakan bertahan karena pemimpin-pemimpin suatu pergerakan memberi para peserta kebiasaan-kebiasaan baru yang menciptakan rasa identitas yang segar dan rasa kepemilikan.
     Biasanya, baru ketika ketiga bagian proses ini terpenuhilah suatu pergerakan bisa terdorong secara mandiri dan mencapai massa kritis. Ada resep-resep lain agar perubahan sosial berhasil dan ratusan rincian yang berbeda pada zaman dan pergelutan.
     Menurut para ahli sosiologi, sebagian besar kita punya teman yang mirip kita. Mungkin kita punya beberapa kenalan dekat yang lebih kaya, beberapa lebih miskin, dan beberapa dari ras yang berbeda—namun, secara keseluruhan, hubungan-hubungan terdalam kita cenderung dengan orang yang terlihat seperti kita, memiliki pendapatan yang kira-kira sama besar, dan berasal dari latar belakang yang sama. Hal yang kontras dengan hal itu, oleh para sosiolog, disebut dengan ikatan-ikatan kuat (strong ties)—hubungan langsung.
     Selain ikatan-ikatan kuat, ada juga yang disebut dengan ikatan-ikatan lemah (weak ties), yaitu hubungan dengan orang-orang yang kita kenal selintas—seperti temannya teman—orang-orang yang bukan asing tapi juga bukan teman dekat.
     Individu-individu dengan sedikit ikatan lemah tak akan memperoleh informasi dari bagian-bagian jauh sistem sosial dan akan terbatas kepada berita-berita dekat dan pandangan-pandangan teman-teman karib mereka. Kekurangan ini tak hanya akan mengisolasi mereka dari gagasan-gagasan dan tren-tren terbaru namun juga dapat menempatkan mereka dalam posisi tak menguntungkan di pasar tenaga kerja, di mana kemajuan bisa jadi bergantung kepada mengetahui mengenai lowongan pekerjaan yang sesuai pada waktu yang tepat.
     Terlebih lagi, individu seperti itu mungkin sulit diorganisasi atau diintegrasikan ke dalam gerakan politik apa pun. Sementara anggota-anggota satu atau dua kelompok eksklusif mungkin bisa secara efisien direkrut, masalahnya adalah, tanpa ikatan lemah, momentum apa pun yang dimunculkan dengan cara ini tidak menyebar di luar kelompok tersebut. Sebagai akibatnya, sebagian besar populasi tak akan tersentuh.
     Kekuatan ikatan lemah membantu menjelaskan bagaimana satu protes bisa berkembang dari sekelompok teman menjadi pergerakan sosial luas. Sulit untuk meyakinkan ribuan orang untuk mengejar tujuan yang sama—terutama ketika upaya itu membuat mereka harus menjalani kesusahan. Ada sebuah alat yang sering digunakan para aktivis untuk menggalang protes, bahkan ketika sekelompok orang tidak betul-betul ingin berperan serta. Alat itu adalah perasaan kewajiban yang ditekankan lingkungan tetangga atau komunitas atas diri mereka sendiri.
     Dengan kata lain, tekanan kelompok (peer pressure). Tekanan kelompok—dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang mendorong orang untuk mengikuti apa yang diharapkan dalam kelompok.—sulit untuk dijabarkan. Kebiasaan-kebiasaan sosial itu bukanlah satu pola konsisten seperti lusinan kebiasaan individual yang pada akhirnya menyebabkan setiap orang bergerak ke arah yang sama. Tapi Kebiasaan-kebiasaan tekanan kelompok memiliki satu kesamaan. Sering kali penyebarannya adalah melalui ikatan-ikatan lemah dan kelompok memperoleh kewenangan melalui harapan bersama.
     Tekanan kelompok itu saja tidak cukup untuk mempertahankan pergerakan. Namun, ketika ikatan-ikatan kuat pertemanan dan ikatan-ikatan lemah tekanan kelompok bergabung, semuanya pun menciptakan momentum yang mengagumkan. Barulah perubahan sosial meluas bisa bermula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar