Ada sebuah kampus Akademi
Militer Amerika Serikat di West Point, yang setiap tahun menerima 14.000
pelamar. Dari angka sebanyak itu, hanya 1200 yang diterima dan didaftarkan. Proses
penerimaannya sama seperti universitas yang paling selektif, yaitu skor tertinggi
untuk SAT atau ACT serta nilai tinggi di sekolahnya.
Namun setelah melalui seleksi
panjang dan ketat itu, 1 dari 5 kadet mengundurkan diri pada 2 minggu pertama
program latihan Beast. Program peralihan dari kadet menjadi prajurit. Alasannya
karena para kadet ditantang dengan berbagai cara dalam semua bidang
perkembangan dan West Point membuat mereka menjadi lebih tangguh.
—
Jadi, orang seperti apa yang dapat lulus dari Beast?
Pada saat penerimaan, West Point
mengidentifikasi orang-orang yang berpotensi untuk berkembang di sana dengan
menggunakan Skor Menyeluruh Kandidat—skor ujian SAT atau ACT, peringkat saat
SMA, potensi kepemimpinan, dan ukuran objektif kebugaran jasmani. Skor
Menyeluruh Kandidat ini adalah alat ukur terbaik West Point untuk memperkirakan
bakat pelamar untuk menghadapi berbagai ujian keras dalam program West Point. Tetapi
skor itu tidak memprediksi tepat siapa yang mampu lulus dari Beast.
Orang yang bertahan adalah orang
yang memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan sulit, hal ini tidak
berhubungan sama sekali dengan bakat. Orang yang mengundurkan diri bukan tidak
mampu, tapi mereka tidak memiliki sikap pantang menyerah.
—
Doktrin yang berkembang di
masyarakat mengenai kesuksesan adalah apa pun bidangnya, orang yang paling
sukses adalah orang yang bernasib baik dan berbakat. Tetapi, hal yang harus
diperhatikan adalah orang-orang yang berprestasi tinggi tidak pernah merasa
cukup mahir. Dalam arti kata, mereka tidak pernah berpuas diri sehingga mereka
tidak pernah menyerah dalam meraih keinginan mereka. Mereka memiliki hasrat
yang bertahan lama.
Jadi, hal yang harus ditekankan
adalah, apa pun bidangnya, orang yang sangat sukses memiliki tekad kuat yang
terwujud dengan 2 cara, yaitu tegar dan bekerja keras serta mengetahui secara
mendalam tentang apa yang mereka inginkan. Kombinasi dari hasrat dan kegigihan
inilah yang membuat mereka berprestasi tinggi. Dalam ungkapan kata, mereka
memiliki ketabahan.
—
Ada yang disebut dengan skala ketabahan,
tes yang mengukur sejauh mana kalian menjalankan hidup dengan ketabahan. Ketabahan
dan bakat adalah hal yang terpisah. Karena pada dasarnya, bakat bukanlah
jaminan ketabahan.
Lalu apa lagi selain ketabahan yang bisa memprediksi kesuksesan?
Sebenarnya, di setiap bidang,
jika kalian membandingkan orang-orang yang cocok dengan suatu karakteristik,
ketabahan tetap memprediksi kesuksesan. Terlepas dari segala keunggulan khusus
yang membantu kesuksesan di suatu bidang, ketabahan penting untuk semua hal.
—
Penelitian terhadap mahasiswa
Ivy League membuktikan bahwa mahasiswa yang memiliki skor SAT lebih tinggi cenderung
sedikit kurang tabah dibandingkan rekan- rekan mereka,
"Potensi kita adalah satu hal. Apa yang kita lakukan dengan potensi kita adalah hal lain."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar