Kekuatan ketabahan membantu
kalian untuk mencapai potensi diri kalian. Apa yang kita capai dalam kehidupan
tergantung pada ketabahan kita—hasrat dan kegigihan kita untuk mencapai
cita-cita jangka panjang. Obsesi pada bakat mengalihkan perhatian kita dari
kenyataan sederhana ini.
Kalian bisa menumbuhkan
ketabahan. Ada dua cara untuk menumbuhkan ketabahan di dalam diri kalian.
Sendirian. Kalian
bisa menumbuhkan ketabahan “dari dalam ke luar”: kalian bisa memupuk minat
kalian. Kalian bisa mengembangkan kebiasaan latihan tantangan-melampaui-keterampilan
setiap hari. Kalian bisa menghubungkan pekerjaan kalian dengan sebuah tujuan di
luar diri kalian sendiri. Dan kalian bisa belajar untuk berharap ketika
segalanya terasa hilang.
Dari orang lain. Kalian bisa menumbuhkan ketabahan kalian “dari luar ke dalam”. Orangtua,
pelatih, guru, atasan, mentor, teman—mengembangkan ketabahan pribadi kalian
sangat tergantung pada orang lain.
—
Mengenai kebahagiaan. Kesuksesan
bukan satu-satunya hal yang kalian pedulikan. Tentunya, kalian juga ingin
bahagia. Dan sementara kebahagiaan dan kesuksesan saling berkaitan, keduanya
tidak identik.
Kepuasan dapat dirasakan setelah
kalian melakukan hal penting—untuk diri kalian sendiri dan orang lain—dan melakukannya
dengan baik, dan melakukannya meskipun sangat sulit. Keinginan untuk lebih dari
itu. Kesadaran bahwa rasa cepat puas diri memiliki pesona, tapi tidak patut
diperhitungkan dengan pemenuhan perwujudan potensi.
—
Menyelesaikan apa pun yang
kalian mulai tanpa kecuali adalah cara yang baik untuk melewatkan kesempatan
untuk memulai hal-hal berbeda yang mungkin lebih baik. Idealnya, meskipun
kalian tidak melanjutkan satu kegiatan dan memilih tujuan yang memiliki
peringkat lebih rendah, kalian masih memegang teguh perhatian utama kalian.
Sebagian besar dari kita akan
lebih diuntungkan bila mempunyai lebih banyak ketabahan, bukan sedikit. Mungkin
ada pengecualian—orang-orang yang luar biasa tabah yang tidak perlu lebih tabah
lagi—tapi ini pengecualian yang langka.
—
Ketabahan bukanlah satu-satunya
hal yang penting. Ketabahan bukanlah segalanya. Ada banyak hal lain yang
dibutuhkan seseorang untuk tumbuh dan berkembang. Karakter itu jamak.
Salah satu cara untuk berpikir
tentang ketabahan adalah dengan memahami hubungannya dengan aspek karakter yang
lain. Dalam menilai ketabahan serta kebajikan lainnya, ada tiga gugus yang bisa
diandalkan. Ketiganya disebut dengan dimensi antar-diri, antar-orang, dan
intelektual dari karakter. Kalian bisa menyebutnya sebagai kekuatan kehendak, hati,
dan pikiran.
Karakter antar-diri
mencakup ketabahan. Gugus kebajikan ini juga mencakup kendali diri. Artinya,
orang-orang tabah cenderung mampu mengendalikan diri dan sebaliknya. Secara kolektif,
kebajikan yang memungkinkan tercapainya cita-cita bernilai pribadi juga
dinamakan “karakter performa” atau “keterampilan manajemen diri.
Karakter antar-orang
mencakup rasa syukur, kecerdasan sosial, dan kendali terhadap emosi seperti
amarah. Kebajikan ini membantu kalian tetap aku—dan memberikan bantuan kepada—orang
lain. Terkadang, kebajikan ini disebut dengan “karakter moral”.
Karakter intelektual
mencakup kebajikan seperti rasa ingin tahu dan animo. Ini mendorong
keterlibatan aktif dan terbuka terhadap dunia gagasan.
—
Kita semua menghadapi
keterbatasan—bukan saja keterbatasan bakat, tapi juga keterbatasan kesempatan. Tapi
sering kali, keterbatasan kita adalah karena kita sendiri yang menetapkannya. Kita
mencoba, gagal, dan menyimpulkan bahwa kita membenturkan kepala terhadap plafon
kemungkinan. Atau mungkin setelah mengambil beberapa langkah kita berubah arah.
Untuk menjadi tabah, kita harus
menaruh satu kaki di depan kaki yang lain. Menjadi tabah berarti kita harus
berpegang kuat pada cita-cita yang menarik dan bertujuan. Menjadi tabah berarti
kita berinvestasi, hari demi minggu demi tahun, pada latihan yang menantang. Menjadi
tabah berarti bila kita jatuh tujuh kali, kita harus bangkit delapan kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar