“Seberapa besar pengaruh gen kita terhadap ketabahan kita?”
Jawabannya adalah sebagian. Ilmu
pengetahuan membawa kemajuan besar dalam mencari tahu bagaimana gen,
pengalaman, dan interaksinya membuat kita menjadi diri kita sendiri. Setiap sifat
manusia dipengaruhi oleh gen dan pengalaman.
Tidak mungkin sekelompok gen
dapat berubah begitu dramatisnya tanpa dipengaruhi lingkungan. Sama halnya, sifat-sifat
seperti kejujuran, kemurahan hati, dan ketabahan dipengaruhi juga oleh
pengalaman.
—
Bakat, dalam berbagai variasi,
dipengaruhi juga oleh gen. Beberapa dari kita terlahir dengan gen yang
mempermudah kita untuk belajar sesuatu hal. Namun, bertentangan dengan intuisi,
bakat tidak sepenuhnya genetis: pada tingkat apa kita mengembangkan
keterampilan apa pun merupakan fungsi dari pengalaman.
Menurut para ilmuwan, pembawaan
maupun pengasuhan mempunyai peran menentukan hal-hal seperti bakat dan
ketabahan. Tapi sebaliknya, banyak studi penelitian menunjukkan bahwa hampir
semua sifat manusia adalah poligenik, yang berarti sifat itu dipengaruhi oleh
lebih dari satu gen. bahkan banyak gen yang berinteraksi satu sama lain dan
dipengaruhi lingkungan secara rumit dan belum dipahami.
Singkatnya, pertama: ketabahan,
bakat, dan semua sifat psikologis lain yang relevan dengan kesuksesan dalam
hidup dipengaruhi oleh gen dan juga pengalaman. Kedua: tidak ada gen tunggal untuk
ketabahan atau sifat psikologis lainnya.
—
Perkiraan faktor keturunan
menjelaskan mengapa manusia berbeda dari angkat rata-rata, tapi faktor
keturunan tidak menjelaskan apa-apa tentang angka rata-ratanya sendiri. Lingkungan
tempat kita tumbuh dewasa sdalah hal yang benar-benar penting dan sangat
penting. Perbedaan lingkungan yang kecil, atau perbedaan genetik, bisa memicu
lingkaran kebajikan. Apa pun itu, terjadi penggandaan efek sosial, melalui
kultur, karena masing-masing kita memperkaya lingkungan kita semua.
Apa yang ditunjukkan data ini
adalah bagaimana orang menjadi dewasa seiring perjalanan waktu. Secara kolektif,
data ini menunjukkan apa yang oleh psikolog kepribadian dinamakan “prinsip
kematangan”. Kita tumbuh dewasa. Atau setidaknya, sebagian besar dari kita
tumbuh dewasa.
Bagaimana persisnya pengalaman
hidup mengubah kepribadian?
Alasannya adalah bahwa kita belajar
sesuatu yang tidak kita ketahui sebelumnya. Selain wawasan tentang kondisi
manusia, yang berubah dari diri kita adalah keadaan kita. Saat usia kita
bertambah, kita terdorong ke situasi baru yang mengharuskan kita untuk
bertindak secara berbeda dari biasanya. Dengan kata lain, kita berubah bila
kita perlu berubah. Kebutuhan adalah induk dari adaptasi.
Hal utama tentang prinsi
kematangan, menurut Angela Duckworth adalah setelah beberapa waktu, kita
memetik pelajaran hidup yang tidak akan kita lupakan dan kita beradaptasi
sebagai respons terhadap tuntutan keadaan kita. Akhirnya, cara baru dalam
berpikir dan bertindak menjadi sebuah kebiasaan. Kita sudah beradaptasi,
adaptasi tersebut bertahan lama, dan akhirnya identitas kita berkembang. Kita menjadi
dewasa.
—
Teladan ketabahan juga suka
menyerah. Namun, semakin tinggi level cita-cita yang dimaksud, semakin keras
kepala mereka untuk mencapainya. Yang paling penting, teladan ketabahan tidak suka
berganti kompas: bila menyangkut satu sasaran penting yang memandu hampir semua
hal lain yang mereka lakukan, orang-orang yang sangat tabah cenderung tidak mengucapkan
pernyataan tersebut.
—
Banyak hal mengenai ketabahan
tumbuh. Ada 4 aset psikologis yang dimiliki oleh ketabahan yang dewasa. Keempatnya
cenderung berkembang, selama beberapa tahun, dalam urutan tertentu.
- Minat. Hasrat
bermula dari hakikat menikmati apa yang kalian lakukan. Keterpikatan dengan
keseluruhan upaya dan menganggapnya sebagai hal yang bermakna, sehingga tiba di
titik mencintai apa yang kalian lakukan.
- Kapasitas untuk berlatih. Satu bentuk kegigihan adalah kedisiplinan harian untuk
melakukan segala sesuatu dengan lebih baik daripada kemarin. Jadi, setelah
menemukan dan mengembangkan minat di bidang tertentu, kalian harus mencurahkan
diri kalian pada jenis latihan yang terfokus dan sepenuh hati, keterampilan
yang melampaui tantangan yang berujung pada penguasaan. Fokus pada kelemahan
kalian, dan kalian harus melakukannya berulang kali dan melawan rasa berpuas
diri.
- Tujuan. Yang
mematangkan hasrat adalah keyakinan bahwa pekerjaan kalian penting.
- Harapan. Harapan
adalah kegigihan untuk bangkit. Harapan mendefinisikan setiap tahap. Pada berbagai
titik, dengan cara besar atau kecil, kita jatuh terpukul. Bila kita tidak
bangkit, ketabahan kalah. Bila kita bangkit, ketabahan menang.
Keempat aset ini bukanlah
komoditas yang kalian miliki atau tidak. Kalian belajar menemukan,
mengembangkan, dan memperdalam minat kalian. Kalian bisa memperoleh kebiasaan
disiplin. Kalian bisa mengolah kesadaran akan tujuan dan makna. Dan kalian bisa
mengajari diri untuk berharap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar