Believe it or not, kita semua adalah penulis. Entah kalian suka menulis ataupun tidak, kalian tetaplah penulis.
Saat anak-anak, kita adalah penulis alamiah yang masih polos yang selalu
mempunyai sesuatu untuk dikatakan. Saat itu, pikiran kita berkecamuk dengan
berbagai macam gagasan dan kita tidak pernah berhenti untuk berpikir bahwa
gagasan kita bodoh sampai kita mencapai titik dimana kesadaran diri muncul. Kita
menjadi kritis terhadap diri kita sendiri. Saat memikirkan gagasan-gagasan untuk
menulis formal, rasanya seperti berada di dalam kekalutan di mana kita
berhadapan dengan banyak jalan buntu.
Hal itu adalah akibat dari teknik mengajar formal yang membuat menulis
menjadi proses otak kiri semata. Proses itu menghambat kita dalam perencanaan
dan outline, tata bahasa dan tanda baca, struktur dan penyuntingan. Teknik
pengajaran formal mengabaikan kebenaran bahwa menulis adalah aktivitas seluruh
otak, dimana emosional dari otak kanan dan logika dari otak kiri bekerja.
Ada dua cara untuk “menghancurkan bendungan” itu. Yang pertama
adalah dengan “pengelompokan” dan lainnya adalah “menulis cepat”. Keduanya sangat
efektif dan sangat menyenangkan.
Pengelompokan (Clustering)
Pengelompokan yang dikembangkan oleh Gabriele Rico adalah cara memilah
pemikiran-pemikiran yang saling berkaitan dan menuangkannya di atas kertas
secepatnya, tanpa mempertimbangkan kebenaran atau nilainya.
Pengelompokan memiliki kemiripan dengan peta pikiran, karena berdasarkan
pada teori otak yang sama, yang berarti keduanya bekerja dengan alasan yang
sama. Dalam pengelompokan, semua pemikiran diberi peringkat secara merata
dengan menciptakan reaksi rantai kreativitas.
- Melihat dan membuat kaitan antara gagasan.
- Mengembangkan gagasan-gagasan yang telah dikemukakan.
- Menelusuri jalan pikiran yang ditempuh otak agar mencapai suatu konsep.
- Bekerja secara alamiah dengan gagasan-gagasan tanpa penyuntingan atau pertimbangan.
- Memvisualkan hal-hal khusus dan mengingatnya kembali dengan mudah.
- Mengalami desakan kuat untuk menulis. (Di SuperCamp ini disebut dengan “aha!” tapi bukan "ashiapp!" hehe)
Menulis Cepat (Fastwritting)
Menulis cepat adalah cara untuk mengatasi masalah untuk menulis sebelum
kalian menemukan apa sebenarnya yang ingin kalian tulis. Menulis cepat membantu
kalian mengatasi masalah lembaran kosong dan melihat kemajuan dengan segera.
- Pilihlah suatu topik.
- Gunakan timer untuk jangka waktu tertentu.
- Mulailah menulis secara berkelanjutan walaupun apa yang kalian tulis adalah “Aku gataw mau nulis apa”.
- Saat timer berjalan, hindari pengumpulan gagasan, pengaturan kalimat, pemeriksaan tata bahasa, pengulangan kembali, mencoret atau menghapus sesuatu.
- Teruskan hingga waktu habis dan itulah saatnya berhenti.
Menunjukkan Bukan Memberitahukan (Show Not Tell)
Dengan menggunakan imajinasi, “Menunjukkan Buka Memberitahukan (Show Not Tell)” mengubah kalimat-kalimat kering menjadi deskripsi yang menakjubkan.
Tahap-tahap Proses Penulisan yang Lengkap
- Sebelum Menulis. Mengelompokkan dan menulis cepat.
- Draft Kasar. Gagasan dieksplorasi dan dikembangkan.
- Berbagi. Seorang rekan membaca draft tersebut dan memberikan umpan balik.
- Perbaikan (revisi). Dari umpan balik, perbaiki tulisantersebut dan bagikan lagi.
- Penyuntingan (editing). Perbaiki semua kesalahan, tata bahasa, dan tanda baca.
- Penulisan Kembali. Masukkan isi yang baru dan perubahan penyuntingan.
- Evaluasi. Periksalah apakah tugas ini sudah selesai.
Kiat-kiat untuk Memperlancar Penulisan
- Mulailah secepatnya.
- Putarlah musik.
- Cari waktu yang tepat.
- Berolahragalah.
- Bacalah apa saja.
- Mengelompok-kelompokkan pekerjaan.
- Gunakan warna-warna.
Kiat-kiat supaya tidak Mengalami Hambatan
- Hematlah kertas kesayangan kalian.
- Tempatkalah diri kalian pada sisi yang lain.
- Menyingkirlah dari tulisan kalian.
- Langgarlah aktivitas rutin kalian.
- Gantilah alat-alat tulis kalian.
- Ubahlah lingkungan kalian.
- Berbicaralah kepada anak-anak tentang proyek kalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar