moving

PENGEMBANGAN DIRI / CHARACTER BUILDING / SELF IMPROVEMENT

The Power of Habit #1 LINGKAR KEBIASAAN; Bagaimana kebiasaan Bekerja



     Larry Squire, seorang ilmuwan yang meneliti tentang neuroanatomi, berhasil membuka dunia baru bagi ratusan penelitian lain mengenai bagaimana kebiasaan berfungsi. Penelitian ini nantinya menunjukkan bahwa seseorang yang tidak bisa mengingat nyaris segala hal pun bisa mengembangkan kebiasaan-kebiasaan yang terlihat sangat kompleks.


     Di otak sebelah lebih dalam dan lebih dekat dengan batang otak terdapat struktur-struktur yang lebih tua dan primitif. Struktur yang mengendalikan perilaku otomatis kita. Di dekat pusat tengkorak, ada bagian yang disebut dengan ganglia basal, sekumpulan sel bebentuk lonjong yang selama bertahun-tahun tidak dipahami ilmuwan dengan baik, kecuali sejumlah kecurigaan bahwa bagian tersebut berperan dalam penyakit seperti Parkinson.


     Ganglia basal adalah pusat bagi pengingatan pola dan bekerja berdasarkan pola-pola tersebut. Dengan kata lain, ganglia basal menyimpan kebiasaan meskipun sebagian besar lain otak tertidur.


     Proses ini—berupa diubahnya serangkaian tindakan menjadi rutinitas otomatis oleh otak—dikenal sebagai “penggumpalan” (chunking), dan berada di akar pembentukan kebiasaan. Ada lusinan gumpalan perilaku yang kita andalkan setiap hari. Contoh sederhananya seperti kalian secara otomatis mengoleskan pasta gigi ke sikat gigi.
     Kebiasaan muncul karena otak terus menerus mencari cara untuk menghemat upaya. Otak yang efisien membutuhkan lebih sedikit ruang, yang berarti kepala lebih kecil, yang menjadikan bayi lebih mudah dilahirkan sehingga mengurangi tingkat kematian ibu dan bayi. Otak yang efisien juga memungkinkan kita berhenti terus menerus memikirkan perilaku dasar.
     Namun menghemat upaya mental juga berisiko, sebab bila otak kita melakukan aktivitas pada waktu yang salah, kita mungkin gagal menyadari sesuatu yang penting. Oleh karena itu ganglia basal kita merancang sistem yang cerdas untuk menentukan kapan membiarkan kebiasaan mengambil alih.


     Lonjakan-lonjakan itu adalah cara otak menentukan kapan menyerahkan kendali kepada kebiasaan, dan kebiasaan mana yang harus digunakan.
     Proses di dalam otak kita ini merupakan suatu lingkar bertahap-tiga.
  1. Tanda (cue), pemicu yang memberitahu otak untuk memasuki mode otomatis dan kebiasaan mana yang harus digunakan.
  2. Rutinitas (routine), yang bisa jadi fisik, mental, ataupun emosional.
  3. Ganjaran (reward), yang membantu otak kalian mengetahui apakah lingkar ini patut diingat untuk masa depan.


     Kebiasaan tak pernah benar-benar hilang kebiasaan diprogramkan ke dalam struktur otak kita dan itu merupakan keuntungan besar bagi kita. Dengan aturan yang sama, bila kita belajar menciptakan rutinitas neurologis baru yang mengalahkan perilaku-perilaku itu—bila kita memegang kendali atas kebiasaan—kita bisa mendorong kecenderungan-kecenderungan buruk itu ke belakang. Kebiasaan sering kali tak hanya mendatangkan manfaat, melainkan juga kutukan. Kita bisa mempelajari dan membuat pilihan tak sadar tanpa mengingat apa-apa mengenai pelajaran atau pembuatan keputusan itu.
     Kebiasaan sungguh kuat, namun rapuh. Kebiasaan bisa muncul di luar kesadaran kita, atau dengan sengaja dirancang. Kebiasaan sering kali terjadi tanpa izin kita, namun bisa dibentuk ulang dengan mengutak-atik bagiannya. Pengaruh kebiasaan dalam membentuk kehidupan kita jauh lebih besar daripada yang kita sadari—bahkan kebiasaan sedemikian kuat sampai-sampai otak kita terus bergantung kepada kebiasaan tanpa memedulikan segala sesuatu yang lain, termasuk akal sehat.
     Karena kita sering kali tidak menyadari lingkar-lingkar kebiasaan yang sedang berkembang, kita buta terhadap kemampuan kita mengendalikan mereka. Namun dengan belajar mengamati tanda dan ganjaran, kita bisa mengubah rutinitas-rutinitas yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar