Menurut American Psychological
Association (APA), strategi yang paling umum digunakan untuk mengatasi stres
adalah hal-hal yang mengaktifkan sistem penghargaan otak: makan, minum, belanja,
menonton televisi, menjelajahi Web, dan bermain video game. Dopamine
menjanjikan bahwa kita akan merasa lebih baik. Sesuatu yang alami ketika kita
berpaling pada hal yang memberikan dopamine terbesar saat kita ingin merasa
lebih baik. Sebut saja janji pemulihan.
Ketika kita mengeksplorasi efek
dari stres, kecemasan, dan rasa bersalah pada pengendalian diri, kita akan
melihat bahwa merasa buruk akan menyebabkan kita menyerah, dan sering dalam
cara yang mengejutkan.
—
MEGAPA STRES MEMBUAT KITA MENGINGINKAN SESUATU
Ternyata otak sangat rentan terhadap godaan saat kita
merasa buruk lohh. Mengapa stres menyebabkan ketagihan? Itu adalah bagian dari
misi penyelamatan otak. Kadi, setiap kali kalian mengalami stres, otak kalain
akan mengarahkan kalian pada apa pun yang dianggapnya akan membuat kalian
bahagia. Ahli saraf telah menunjukkan bahwa stres—termasuk emosi negatif
seperti marah, sedih, keraguan diri, dan kecemasan—mengubah otak menjadi status
mencari hadiah.
Menurut American Psychological
Association (APA), strategi pemulihan stres yang paling efektif adalah:
berlatih atau bermain olahraga, berdoa atau menghadiri ibadah, membaca,
mendengarkan musik, menghabiskan waktu dengan teman atau keluarga, pijat, pergi
jalan-jalan, bermeditasi atau melakukan yoga, dan menghabiskan waktu dengan
hobi kreatif. Strategi yang paling tidak efektif adalah berjudi, belanja,
merokok, minum-minum, makan, bermain video game, berselancar di internet, dan
menonton TV/Youtube/film lebih dari dua jam.
—
JIKA KALIAN MAKAN KUE INI, TERORIS MENANG
Dalam psikologi, ada yang sebuah
fenomena psikologis yang disebut manajemen teror. Menurut teori manajemen
teror, manusia secara alami takut ketika kita berpikir tentang kematian diri
kita sendiri. Inilah ancaman yang kita coba hindari, tetapi tidak akan pernah
dapat lepas. Contoh kasus: peringatan pada bungkus rokok dapat meningkatkan
dorongan seseorang menyalakan rokok. Jadi, bahkan ketika otak perokok memproses
kata-kata “PERINGATAN: Rokok dapat menyebabkan kanker” dan bergulat dengan
kesadaran kematian sendiri, bagian lain dari otak mulai berteriak, “Jangan
khawatir, merokok akan membuat kalian merasa lebih baik!”
Menurut teori manajemen teror,
semakin mengerikan gambarnya, semakin mereka akan mendorong perokok untuk
menghilangkan kecemasan dengan merokok.
—
EFEK WHAT-THE-HELL:
MENGAPA PERASAAN BERSALAH TIDAK BERFUNGSI
Selamat datang di salah satu ancaman
terbesar bagi kekuatan tekad si seluruh dunia: efek “what-the-hell”. Efek
what-the-hell menggambarkan siklus pemanjaan, penyesalan, dan pemanjaan yang
lebih besar.
Memutus Siklus What-The-Hell
Jika rasa bersalah menyabotase pengendalian diri, maka
mungkin kebalikan dari rasa bersalah akan mendukung pengendalian diri. Strategi
yang tidak umum: membuat pelaku diet yang memakan setengah donat merasa lebih
baik ketika menyerah. Memaafkan diri sendiri akan menghilangkan siklus what-the-hell.
Apa Pun Kecuali Memaafkan
Memaafkan diri, bukannya
perasaan bersalah, yang meningkatkan rasa tanggung jawab. Para meneliti telah
menemukan bahwa dari sudut pandang menyayangi diri sendiri pada kegagalan
pribadi membuat orang lebih mengambil tanggung jawab pribadi terhadap
kejadiannya daripada ketika mereka mengambil sudut pandang mengkritik diri
sendiri. Mereka juga lebih bersedia untuk menerima masukan dan saran dari orang
lain, dan lebih belajar dari pengalaman.
Salah satu alasan memaafkan diri
membantu orang pulih dari kesalahan adalah bahwa hal itu menghapus rasa malu
dan sakit memikirkan apa yang terjadi. Efek what-the-hell adalah suatu usaha
untuk melepaskan diri dari perasaan buruk yang mengikuti suatu kemunduran.
Kita semua memiliki kecenderungan untuk percaya pada keraguan diri dan kritik diri, tetapi mendengarkan suara ini tidak pernah membuat kita lebih dekat pada tujuan kita. Sebaliknya, mencoba sudut pandang seorang mentor atau kawan baik yang percaya pada kalian, mengignginkan yang terbaik untuk kalian, dan akan mendukung kalian ketika kalina merasa kecewa.
—
MENDAPATKAN PERASAAN MENYENANGKAN
Keputusan untuk berubah adalah
tujuan utama kepuasan instan. Hanya ketika kita merasa di luar kendali dan
membutuhkan harapan baru, kita akan sekali lagi bersumpah untuk berubah—dan memulai
siklus itu kembali. Siklus ini disebut sebagai “sindrom harapan palsu”. Sindrom
ini sangat licik karena dia menyamar sebagai pengendalian diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar