moving

PENGEMBANGAN DIRI / CHARACTER BUILDING / SELF IMPROVEMENT

The Willpower Instict #7 Menjual Masa Depan: Ekonomi Kepuasan Instan



     Ketika kita berada pada perilaku terbaik kita, kemampuan manusia untuk mengendalikan dorongan hasrat dapat membuat malu spesies lain. Tetapi, terlalu sering, kita menggunakan otak untuk tidak membuat keputusan yang paling strategis, tetapi memberikan diri kita alasan untuk bertindak lebih tidak rasional. Itu karena korteks frontal besar lebih baik dibandingkan pengendalian diri. Dia dapat merasionalisasikan keputusan yang buruk dan berjanji bahwa kita akan lebih baik pada esok hari.

MENJUAL MASA DEPAN
     Simpanse bertindak lebih rasional dari manusia, walaupun memiliki otak sepertiga ukuran manusia. Para ekonom menyebutnya diskon penundaan—semakin lama kalian harus menunggu hadiah, semakin berkurang nilainya bagi kalian.
     Kita—manusia—lebih sering memilih kepuasan segera dengan biaya kebahagiaan masa depan. Kita mengambil apa yang kita inginkan ketika kita menginginkannya (sekarang), dan kita menunda sampai besok apa pun yang tidak ingin kita hadapi hari ini.

Dibutakan oleh Hadiah
     Ekonom perilaku menyebut ini sebagai maslah dari rasionalitas yang dibatasi—kita itu rasional sampai kita menjadi tidak rasional. Kita akan sangat rasional ketika semuanya dalam teori, tetapi ketika godaan itu nyata, otak bergeser ke mode mencari hadiah untuk memastikan kita tidak kehilangan.
     Kita hanya lebih memilih jangka pendek, hadiah langsung yang tepat ada di hadapan kita, dan keinginan itu menjadi membingungkan. Hal ini menyebabkan kekuatan tekad yang dibatasi—kita memiliki pengendalian diri sampai kita membutuhkannya.
     Salah satu alasan bahwa kita begitu rentan terhadap kepuasan segera adalah sistem penghargaan otak kita tidak berevolusi untuk menanggapi hadiah masa depan.
Ketika “tidak pernah lagi” tampaknya terlalu membingungkan untuk menangani tantangan kekuatan tekad, gunakan aturan penundaan sepuluh menit untuk mulai memperkuat kontrol diri kalian

Berapa Tingkat Diskon Kalian?
     Studi pertama untuk melihat konsekuensi jangka panjang dari tingkat diskonto seseorang adalah sebuah eksperimen psikologi klasik yang dikenal sebagai “Uji Marshmallow”.
     Ekonom perilaku dan psikolog akhirnya menghasilkan formula kompleks untuk menentukan peringkat diskonto orang-orang—pada dasarnya, berapa banyak lagi nilai kebahagiaan kalian hari ini dibandingkan kebahagiaan kalian esok hari?

TIDAK ADA JALAN KELUAR:
NILAI DARI PRAKOMITMEN
     Thomas Schelling, seorang ekonom perilaku, percaya bahwa untuk mencapai tujuan, kita harus membatasi pilihan. Dia menyebutnya sebagai precommitment.
     Seperti ekonomi perilaku “mengambil langkah untuk memprediksi dan membatasi diri yang seolah-olah kita adalah orang lain.” Ini membutuhkan kecerdikan, keberanian, dan kreativitas.
Salah satu alasan intervensi ini berhasil karena peserta harus bertanggung jawab pada seseorang yang mendukung tujuan mereka. Apakah ada seseorang yang dapat kalian bagikan tujuan kalian dengannya dan meminta dukungan ketika kalian merasa tergoda?

BERTEMU DENGAN DIRI KALIAN DI MASA DEPAN
     Meskipun kalian mungkin berpikir kita secara alam akan membentyk aliansi antara diri kita sekarang dan diri masa depan, ternyata kita lebih mungkin untuk menyelamatkan diri kita sekarang dari sesuatu yang terlalu menimbulkan stres, tetapi membebani masa depan diri kita seperti kita ini orang asing.
     Memikirkan masa depan kita setinggi-tingginya akan baik jika kita benar-benar bisa mengandalkan masa depan kita untuk bersikap sangat mulia. Kita menunda apa yang perlu kita lakukan karena kita menunggu orang lain yang muncul dan akan menemukan perubahan itu dengan mudah.
     Ketika kita berpikir tentang masa depan diri kita, kebutuhan dan emosi kita tidak terasa nyata dan menekan keinginan kita saat ini. Pikiran dan perasaan yang membentuk keputusan diri kita saat ini tidak dipicu sampai kita merasakan kesiapan dari kesempatan.
     Studi menunjukkan bahwa sistem refleksi diri kurang aktif di otak kalian ketika kalian merenung tentang masa depan kalian, semakin mungkin kalian berkata “screw you” kepada kalian masa depan, dan “ya” kepada kesenangan segera.

WAKTU UNTUK MENUNGGU, DAN WAKTU UNTUK MENYERAH
     Beberapa orang memiliki waktu yang sulit untuk memilih kebahagiaan saat ini lebih dari penghargaan di masa depan. Mereka konsisten menunda kesenangan atas nama pekerjaan, kebajikan, atau kebahagiaan masa depan—tetapi, akhirnya, mereka menyesali keputusan mereka. Ini disebut dengan kondisi hyperopia. Orang yang menderita hyperopia secara kronis berpandangan jauh—mereka tidak bisa melihat nilai dari menyerah pada hari ini. Orang yang hyperopia—tidka seperti mayoritas myopic—harus precommit untuk kesenangannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar