—
PENYEBARAN EPIDEMIS
Ada kecenderungan yang disebut
dengan epidemi obesitas. Mereka bertanya-tanya apakah pertambahan berat
badan dapat menyebar dari orang ke orang dengan cara yang sama seperti wabah
menular lainnya, serti flu ataupun corona.
—
SISI SOSIAL
Ketika berbicara pengendalian
diri, kita telah melihat bahwa pikiran manusia bukanlah satu kesatuan, tetapi
beberapa sisi yang bersaing untuk mengontrol. Ada sisi diri kalian yang ingin
kepuasan segera dan sisi yang menginginkan tujuan kalian yang lebih besar.
Kita memiliki sel otak
khusus—yang disebut neuron cermin—yang tujuan utamanya melacak apa yang orang
lain pikirkan, rasakan, dan lakukan. Neuron cermin berada si seluruh otak untuk
membantu kita memahami berbagai pengalaman orang lain.
Meniru Kegagalan Kekuatan Tekad
- Meniru dengan sengaja.
- Otak sosial kita dapat menyesatkan kita melalui penularan emosi.
- Otak kita bahkan dapat menyerah pada godaan ketika kita melihat orang lain menyerah.
Ketika Tujuan-tujuan Sudah Menular
Ada efek samping pengendalian
diri dari membaca pikiran secara otomatis: pikiran tersebut akan mengaktifkan
tujuan-tujuan yang sama di dalam kita. Psikolog menyebut ini penularan
tujuan.
Penularan tujuan bekerja pada
dua arah—kalian dapat mengendalikan diri serta memanjakan diri—tetapi kita
tampaknya sangat rentan terhadap penularan dari godaan. Kita tidak selalu
menangkap tujuan orang lain. Kadang-kadang melihat orang lain menyerah pada
godaan benar-benar dapat meningkatkan pengendalian diri.
Cara terbaik untuk memperkuat
kekebalan tubuh kalian terhadap tujuan orang lain adalah menghabiskan beberapa
menit di awal hari kalian untuk berpikir tentang tujuan kalian sendiri, dan
bagaimana kalian dapat tergoda untuk berubah.
Ketika kita mengamati bukti dari
orang lain mengabaikan aturan dan mengikuti hasrat mereka, kita lebih cenderung
menyerah pada setiap hasrat kita sendiri. Ini berarti bahwa kapan saja kita
melihat seseorang berperilaku buruk, pengendalian diri kita sendiri memburuk.
—
SALAH SATU DARI SUKU
Ada yang disebut dengan bukti
sosial. Ketika seluruh suku kita melakukan sesuatu, kita cenderung berpikir
itu hal yang cerdas untuk dilakukan. Ini adalah salah satu naluri bertahan
hidup yang berguna yang datang dari otak sosial.
Bukti sosial penting untuk
mendukung perubahan perilaku. Kita mungkin bersedia untuk menghilangkan
keburukan kita dan memupuk kebaikan jika kita percaya bahwa itu akan lebih
memastikan kita mendapatkan tempat di dalam suku yang paling kita hormati.
Jika kita berada di luar
mayoritas “willpowerless”, kita bahkan dapat menemukan bahwa itu akan merugikan
kita. Ketika melihat bukti sosial, apa yang
kita pikirkan tentang orang lain menjadi penting bahkan lebih dari apa
yang sebenarnya mereka lakukan. Ketika orang diberikan informasi yang akurat
tentang norma yang benar, mereka memperbaiki perilaku mereka sendiri.
—
KEKUATAN SEHARUSNYA
Batasan Rasa Malu
Sebelum masuk ke kekuatan rasa malu, kita mengingat dulu apa
yang disebut efek “what-the-hell”. Terdapat garis jelas antara keuntungan
pengendalian diri untuk mengantisipasi emosi sosial yang negatif seperti rasa
malu, dan efek kekurangan kekuatan tekad dari rasa malu yang sebenarnya. Perasaan
buruk dapat menyebabkan penyerahan—terutama ketika merasa buruk mengambil
bentuk rasa bersalah dan malu. Sebagai tindakan pencegahan, rasa malu mungkin
berfungsi. Tetapi begitu perbuatan dilakukan, rasa malu lebih mungkin untuk
menginspirasi sabotase diri dibandingkan pengendalian diri. Bahkan mengantisipasi
rasa malu mungkin akan gagal saat kita paling membutuhkannya.
Kekuatan Harga Diri
Untuk kebanggaan dalam pekerjaan, kita perlu percaya bahwa
orang lain yang memperhatikan, atau bahwa kita akan memiliki kesempatan untuk
melaporkan kesuksesan kita kepada orang lain. Strategi ini disebut dengan resolusi
go public dengan menggunakan kekuatan tekad kalian. Jika kalian yakin bahwa
orang lain akan menghalangi keberhasilan kalian dan mengawasi perilaku kalian,
kalian akan lebih termotivasi untuk melakukan hal yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar